Redaksi

Redaksi

445,75 Kilometer Akses Jalan di Kutai Timur Rusak Berat, Lomba Foto Digelar untuk Kritisi Pemerintah

ilustrasi

445,75 Kilometer Akses Jalan di Kutai Timur Rusak Berat, Lomba Foto Digelar untuk Kritisi Pemerintah

Sangatta, thelimit.id – Sepanjang 445,75 kilometer akses jalan di Kutai Timur dikategorikan rusak berat. Data ini didapat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kutai Timur tahun 2020.

Atas latar belakang hal tersebut, Fraksi Rakyat Kutim (FRK) menggelar Lomba Foto jalan dan fasilitas umum yang rusak di wilayah Kutai Timur untuk mengkritisi pemerintah.

Dengan harapan, akses jalan dan fasilitas umum yang rusak ini dapat segera diperbaiki.

Pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Fraksi Rakyat Kutim (FRK) menyemarakkannya dengan menggelar lomba foto jalan dan fasilitas umum yang rusak di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Kegiatan tersebut, dikatakan Koordinator FRK, Risman, selain sebagai bentuk memeriahkan peringatan kemerdekaan juga menjadi ajang kritik dari masyarakat kepada pemerintah.

“Lomba ini juga mengingatkan pemerintah bahwa mereka mempunyai kewajiban dalam mengatur tata kelola pembangunan, terutama perbaikan jalan juga fasilitas umum yang ada,” ungkap Koordinator FRK Kutim, Aco, sapaan karibnya pada Jumat (12/8/2022).

Perlombaan itu diadakan bukan tanpa alasan, Aco menjelaskan bahwa berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Timur tahun 2020 terdapat kurang lebih 445,75 kilometer jalan di Kutai Timur dikategorikan rusak berat.

Baca juga:  Dianggap Telah Penuhi Hak Warga, Pjs Bupati Apresiasi Pemerintahan Ardiansyah

Rinciannya terdapat 74,02 kilometer rusak sedang, 62,68 kilometer rusak, dan 217,55 kilometer sisanya dikategorikan dalam kondisi baik.

Masalah aksesibilitas sudah sering kali disuarakan oleh masyarakat melalui kanal media sosial.

“Seperti yang teranyar kerusakan permukaan jalan di wilayah APT Pranoto, Desa Sangatta Utara akibat banjir pada bulan Maret 2022 lalu,” ujarnya.

Daya rusaknya menyebabkan jalan berlubang kemudian kerap kali air menggenang ketika hujan.

Sehingga kondisi demikian berpotensi membahayakan pengendara motor dan mobil yang sedang melintas.

Begitu juga berbagai fasilitas umum yang sering luput dari pengawasan sehingga rusak ataupun mangkrak.

“Selain jalan, FRK juga harus peduli terhadap fasilitas umum yang ada, karena setiap dari kita memiliki hak yang sama buat mengakses ruang publik dengan aman serta nyaman,” ujarnya.

Oleh karenanya, melalui lomba ini, diharapkan bisa menstimulasi pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan dan perawatan jalan maupun fasilitas umum.

Baca juga:  Seleksi Paskibraka Kutim Beralih ke Kesbangpol, Sistem Baru Lebih Ketat dan Transparan

Terpisah, Koordinator Extinction Rebellion Kutai Timur (XR Kutim), Febri, menjelaskan perlombaan itu juga sekaligus mendenyutkan kembali ingatan warga Sangatta.

“Selain jalan, FRK juga harus peduli terhadap fasilitas umum yang ada, karena setiap dari kita memiliki hak yang sama buat mengakses ruang publik dengan aman serta nyaman,” ujarnya.

Oleh karenanya, melalui lomba ini, diharapkan bisa menstimulasi pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan dan perawatan jalan maupun fasilitas umum.

Terpisah, Koordinator Extinction Rebellion Kutai Timur (XR Kutim), Febri, menjelaskan perlombaan itu juga sekaligus mendenyutkan kembali ingatan warga Sangatta.

“Krisis iklim merupakan pemicu terbesar musibah, yang menimpa warga dewasa ini. Momentum kemerdekaan ini seharusnya menjadi arus balik paling serius bagi pemerintah, buat menentukan langkah-langkah kongkret menanggulangi krisis iklim,” ungkapnya.

Menurut Febri, kenaikan suhu global tidak dapat dihindari, untuk itu pemerintah harus meningkatkan komitmen penurunan emisi Gas Rumah Kaca lebih ambisius lagi dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Juga bersikap terbuka, dan membuka data situasi serta rencana terkini dalam strategi mengatasi krisis iklim kepada seluruh rakyat.